Sumbawa Barat - Dinas Sosial Kabupaten Sumbawa Barat telah melakukan tindakan cepat dengan mengunjungi keluarga Sofian, seorang anak yang mengalami putus sekolah di tingkat Sekolah Dasar. Tujuan kunjungan ini adalah untuk melakukan asesmen guna mencari solusi dari masalah yang dihadapi oleh Sofian dan keluarganya.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sumbawa Barat, dr. Syaifuddin, melalui Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Wardi, SKM, mengungkapkan bahwa Sofian merupakan salah satu klien yang telah mendapatkan intervensi dari Dinas Sosial sejak tahun 2022.
Sejumlah bantuan dan dukungan telah diberikan kepada Sofian, termasuk Dinas Sosial merekomendasi kebutuhan dasar dari Baznas KSB sebesar 1 juta. Tak hanya itu, Dinas Sosial juga memberi bantuan permakanan atau makanan siap saji, bantuan Sandang berupa perlengkapan mandi, dan bantuan sembako lewat Sentra Pramita Mataram.
"Bulan desember tahun lalu, Sofian telah kami masukan dalam program Yatim-piatu (Yapi) yang diusulkan untuk mendapatkan bantuan dari Kementerian Sosial sebesar 600ribu untuk tiga bulan," jelas Wardi, SKM saat diwawancarai media diruang kerjanya. Jum'at (21/07/2023) sembari mengatakan bahwa pihaknya telah menawarkan program belajar di PSAA tetapi saat itu keluarga berargumen bahwa Sofian akan di sekolahkan di Pondok pesantren.
Dalam upaya mengatasi masalah putus sekolah dan membantu anak-anak yang membutuhkan, Dinas Sosial Sumbawa Barat melakukan berbagai program dan sosialisasi. Setiap tahun, mereka melakukan sosialisasi program rehabilitasi sosial dan program rujukan ke berbagai balai sosial di Provinsi, termasuk Panti Sosial Asuhan Anak. "Program ini memberikan layanan pendidikan gratis untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu mulai dari SD hingga SMA," imbuh Wardi.
Tak hanya itu, Dinas Sosial juga menghadirkan layanan Baper Si Melow, yang memungkinkan masyarakat melaporkan permasalahan sosial, termasuk anak-anak yang kesulitan dalam melanjutkan pendidikan. Dengan adanya layanan ini, Dinas Sosial berharap dapat lebih cepat dan tepat dalam menangani kasus-kasus seperti Sofian.
(Foto: Wardi, SKM selaku Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial pada Dinas Sosial Kabupaten Sumbawa Barat mengunjungu Keluarga Sofian)
Untuk memahami penyebab putus sekolah dan memberikan solusi yang tepat, Dinas Sosial berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti sekolah - sekolah di bawah Dinas Pendidikan. Asesmen dilakukan oleh pekerja sosial dan konselor guna merancang rencana tindakan yang lebih baik. Selain itu, Lembaga Perlindungan Anak, Unit P3A, dan DP2P3A juga dilibatkan ketika melakukan advokasi ke sekolah-sekolah terkait.
"Dalam mendukung anak-anak yang menghadapi kesulitan dalam melanjutkan pendidikan, Dinas Sosial menyediakan berbagai program dan bantuan khusus. Program rujukan ke Panti Sosial Asuhan Anak, Rekomendasi Kebutuhan Dasar melalui Baznas, dukungan dari Lembaga Kesejahteraan Sosial, dan Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat menjadi salah satu bentuk upaya mereka," jelas Wardi.
Ia menyadari, bahwa pentingnya peran serta masyarakat dan lembaga non-pemerintah dalam menangani masalah putus sekolah. Masyarakat dan lembaga tersebut berperan sebagai informan yang aktif melaporkan kasus-kasus putus sekolah, sehingga Dinas Sosial dapat segera menindaklanjuti dan memberikan bantuan yang tepat.
"Meskipun belum ada program khusus penyuluhan tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anak kepada orang tua, kami berharap hal ini dapat dilakukan oleh pendamping di desa. Selama proses asesmen keluarga rentan, edukasi tentang pentingnya pendidikan akan selalu diselipkan untuk mendorong orang tua agar mengedepankan pendidikan anak-anak mereka," harapnya.
Wardi juga menyampaikan bahwa pihaknya memiliki kuota setiap tahun untuk menemukan anak-anak yang membutuhkan dukungan pendidikan agar tidak sampai putus sekolah. Selama kurun waktu tersebut, banyak upaya telah dilakukan untuk mencari solusi terbaik bagi setiap kasus yang dihadapi oleh anak-anak seperti Sofian.
"Kami berharap dapat terus meningkatkan upaya dan kerjasama dengan masyarakat serta pihak terkait lainnya dalam menangani masalah putus sekolah di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat. Semua upaya tersebut bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pendidikan, sehingga anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik," pungkasnya. (An).