Sumbawa Barat -- Komunitas Kajian Kebijakan Publik (K3P) yang dinahkodai oleh Hendri Kusnadi menggelar diskusi bertema "Media Politik di Tahun Politik" di Interaksi Coffee / Bengkel Bage, Kelurahan Sampir, Kecamatan Taliwang pada Ahad malam (16/07/2023).
Dalam diskusi yang berlangsung, Direktur K3P, Hendri Kusnadi, menghadirkan narasumber yang sangat berkompeten dalam memberikan wawasan yang mendalam. Narasumber tersebut adalah Khairil Zakaria, selaku Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Kabupaten Sumbawa Barat, yang memiliki pengalaman luas dalam bidang jurnalisme, serta Andy Saputra, seorang mantan jurnalis yang telah menelusuri berbagai peristiwa dan situasi di KSB.
Tak hanya itu, acara diskusi ini juga berkesan meriah namun tetap sederhana, mengundang para Lawyer (ahli hukum) beberapa Caleg DPRD KSB dan aktivis-aktivis dari Tanah Pariri Lema Bariri, yang turut memperkaya pembahasan dengan perspektif hukum dan pandangan dari pihak masyarakat yang aktif bergerak dalam berbagai isu sosial dan politik di wilayah tersebut.
(Foto: Hendri Kusnadi selaku Direktur K3P)
Saat membuka acara, Direktur K3P, Hendri Kusnadi menjelaskan, bahwa di dalam kamus besar bahasa indonesia, Media Politik adalah alat yang digunakan oleh koordinator politik untuk memberikan pesan politik kepada masyarakat.
"Media politik berperan sebagai sarana komunikasi yang penting untuk menyampaikan informasi dan gagasan terkait isu-isu politik dan hal lain yang berkaitan dengan proses politik. Sehingga memungkinkan pesan politik disampaikan secara lebih luas dan cepat kepada masyarakat," jelas Hendri.
Sebagai Direktur K3P, Hendri Kusnadi menegaskan pentingnya transparansi dan kejujuran dalam menggunakan media politik. Ia menekankan bahwa pesan politik yang disampaikan haruslah berlandaskan pada fakta yang akurat, bukan hoaks atau informasi palsu yang dapat menyesatkan masyarakat.
"Selain itu, media politik juga harus digunakan dengan etika yang baik, menghormati perbedaan pendapat, dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses demokrasi," harapnya.
Hendri mengingatkan tentang peran masyarakat sebagai penerima pesan politik untuk senantiasa kritis dan cerdas dalam menyaring informasi yang diterima dari media politik. Dengan meningkatkan literasi politik, masyarakat diharapkan dapat lebih mampu memahami isu-isu politik secara mendalam, serta membedakan antara pesan yang berisi kepentingan bersama dengan pesan yang bertujuan manipulatif.
Dalam kesempatan tersebut, Hendri Kusnadi menegaskan komitmen K3P untuk mendukung kebebasan berpendapat dan bertujuan memperkuat partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi melalui penggunaan media politik yang bertanggung jawab.
"Saya berharap dengan adanya penjelasan ini, masyarakat dapat lebih terbuka dan responsif terhadap pesan-pesan politik yang disampaikan melalui media politik, sehingga tercipta proses politik yang lebih sehat dan inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat," tukasnya.
(Foto: Aan Liana Saputra selaku Ketua DPD MIO KSB bersama B.D Habibie selaku Sekretaris)
Ditempat yang sama dalam diskusi tersebut, Aan Liana Saputra selaku Ketua DPD MIO KSB menjelaskan bahwa "media politik di tahun politik" merujuk pada peran dan pengaruh media massa selama periode pesta pemilihan atau proses politik yang signifikan, seperti pemilihan umum atau pemilihan presiden. Peran media dalam konteks ini mencakup beberapa aspek yang relevan.
Pertama, media massa menjadi sumber utama informasi politik selama tahun politik melalui liputan berita. Berbagai media, seperti surat kabar, situs berita, dan saluran berita televisi, memberikan laporan tentang kampanye, debat, polling, isu-isu politik, dan aktivitas para calon.
"Media berfungsi sebagai sumber informasi utama bagi masyarakat tentang calon, partai politik, platform, isu-isu politik, dan peristiwa terkini yang terjadi selama kampanye politik. Dengan begitu, masyarakat dapat memperoleh wawasan yang lebih baik tentang pilihan mereka dalam pemilihan," kata bang Aan.
Kedua, media digunakan sebagai alat penting oleh calon politik untuk mencapai pemilih. Mereka menggunakan iklan politik, media sosial, dan wawancara untuk memperkenalkan diri, menyebarkan pesan politik, dan mengkritik pesaing.
Ketiga, media politik memiliki dampak yang signifikan pada opini publik dan preferensi pemilih. Liputan yang kurang akurat atau berat sebelah dapat mempengaruhi persepsi pemilih tentang calon dan isu-isu politik.
"Dalam hal ini, media memiliki pengaruh besar dalam membentuk opini publik tentang isu-isu politik dan calon yang kontroversial melalui laporan, editorial, dan analisis," sebutnya
Keempat, media sering mengadakan debat antara calon untuk memperkenalkan ide-ide mereka, mengajukan pertanyaan tentang isu-isu penting, dan membandingkan rencana kebijakan.
"Di kota-kota besar, media menyediakan platform untuk debat publik antara kandidat, partai politik, dan wakil rakyat yang memungkinkan masyarakat untuk membandingkan pandangan dan rencana para calon sebelum memilih," ungkapnya.
Kelima, media juga berperan dalam memeriksa kebenaran klaim yang dibuat oleh calon dan kelompok politik melalui pemeriksaan fakta.
"Dalam mengemban perannya, penting bagi media untuk menjaga kredibilitas dan integritasnya dengan menyajikan informasi yang akurat, objektif, dan seimbang. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat memperoleh pemahaman yang tepat dan dapat diandalkan tentang isu-isu politik yang relevan," pungkasnya. (Red).